Astra Car Valuation

7 Penyakit Kijang Innova Bekas yang Sering Muncul

Otomotif
7 Penyakit Kijang Innova Bekas yang Sering Muncul

Teman Inspeksi, Kijang Innova bekas merupakan salah satu kendaraan Multi Purpose Vehicle (MPV) kelas menengah yang menjadi pilihan favorit keluarga. Minat terhadap mobil ini cukup tinggi karena fungsi dan kapasitasnya yang sesuai kebutuhan keluarga. 

Namun, tidak semua mobil bekas punya kondisi prima, termasuk Innova bekas. Ada beberapa masalah umum pada Kijang Innova bekas yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan untuk membelinya.

 

Baca juga: 6 Ciri Velg Peang pada Mobil Bekas, Bahaya!

 

1. Mesin pincang 

Sebagai kendaraan yang menggunakan bahan bakar diesel, mesin Innova bersisiko pincang atau tidak bekerja dengan mulus. Hal ini disebabkan kerusakkan injektor, filter bahan bakar kotor, dan penggunaan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi mesin. 

Meski penggunaan bahan bakar pertalite memungkinkan, disarankan memilih bahan bakar RON di atas 90 agar proses pembakaran mobil Innova lebih optimal. 


2. Akselerasi lemah

Kerusakan pada Variable Nozzle Turbo (VNT) dan mobil pincang dapat menyebabkan akselerasi mobil lemah. 

VNT berfungsi sebagai pengatur udara yang masuk dari turbo ke mesin. Jika komponen ini rusak, udara yang masuk ke ruang bakar terhambat sehingga mesin mobil melemah. 


3. Oli bocor

Mesin Innova keluaran tahun 2004–2008 yang menggunakan mesin 1TR-FE sering mengalami kebocoran oli. Masalah Innova bekas ini terjadi di bagian timing belt atau crankshaft. 


Baca juga: 5 Perbedaan Jok Kulit dan Sintetis pada Mobil Bekas


4. Boros bensin

Masalah Innova bekas generasi pertama dan kedua adalah boros bensin karena mengandalkan mesin 1TR-FE. Konsumsi bahan bakarnya mencapai 6 km/liter di dalam kota dan 10 km/liter di jalan tol. 

Namun, tidak perlu cemas karena Toyota telah melengkapi mesin dengan teknologi VVT-i (Variable Valve Timing With Intelligence) untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar. 

 

5. Gangguan transmisi

Kijang Innova generasi pertama dan kedua juga sering mengalami gangguan transmisi. Hal ini dikarenakan fungsi solenoid rusak atau mati sehingga gigi sulit dipindahkan. 

Saat dipindahkan ke mode ‘D’, transmisi akan langsung pindah ke gigi 3 atau sulit dipindahkan. 

Selain itu, generasi ketiga juga mengeluarkan bunyi jedug ketika gigi dipindahkan, apalagi saat kecepatan 80 km/liter. Masalah ini bisa muncul karena usia pemakaian dan kualitas oli transmisi yang buruk. 


6. Kaki-kaki mobil bermasalah 

Munculnya masalah pada kaki-kaki mobil terjadi karena mobil sering digunakan untuk menempuh medan berat. 

Padahal, Kijang Innova mengandalkan suspensi per keong yang bisa memengaruhi ketahanan kaki-kaki mobil. 


7. Fitur terbatas

Mobil Innova generasi pertama dan kedua terbilang minim fitur keselamatan. Hanya terdapat immobilizer, airbag, hingga pelipat spion otomatis. 

Tak cuma itu, hawa dingin yang dikeluarkan AC terbilang kecil dan terbatas. 

Nah, itulah masalah umum yang terjadi pada mobil Innova bekas. Ada baiknya lakukan inspeksi secara menyeluruh sebelum beli mobil bekas, ya! 


Baca juga: Mau Cek Kualitas Cat Mobil Bekas? Ukur dengan Coating Thickness Gauge


Pastikan kondisi bodi dan komponen mobil bekas lainnya aman sebelum dibeli. Biar tahu pasti, lakukan inspeksi mobil di Astra Car Valuation (ACV).

Proses inspeksi bisa dilakukan di mana saja oleh inspektur ahli bersertifikat. Minimal 2 jam, laporan hasil inspeksi sudah ada di tangan. 

Tertarik mencoba? Ajukan layanan inspeksi mobil di situs web acv.astra.co.id. Ikuti juga akun media sosial resmi ACV di bawah ini.

Instagram : @acv_astra 

Facebook : acv astra 

TikTok     : @acv_astra